Saat perut ini tak cukup mau berkompromi dengan ukuran celana, solusinya cuma dua. Cari celana baru dengan ukuran yang lebih besar atau kita kecilkan perut kita. Jika yang dipilih adalah yang kedua, bersiasplah bingung dengan melimpahnya aneka referensi jenis diet di internet. Nampak semua menawarkan solusi, mulai yang konsumsi makanan organik hingga dibantu obat-obatan yang harganya benar-benar membuat kurus isi dompet kita.
Jika kita kembali kepada sumber yang tak diragukan lagi kebenarannya yaitu Sunnah Nabi, penting disimak salah satu hadits dimana Rasulullah SAW bersabda, “Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu obat” (H.R. Muslim). Yang menjadi pertanyaan, mengapa kita lebih percaya sumber selain Nabi padahal Nabi Muhammad SAW benar-benar telah teruji kesahihannya, terbukti kesehatan dan kebugaran fisiknya bahkan berpredikat manusia Al Amiin alias paling terpercaya di muka bumi.
Saya sendiri belumlah cukup fasih menyebut satu persatu sunnah Nabi, apalagi mana-mana saja yang sudah dilakoni. Tulisan kecil ini sekedar jejak bagaimana penulis ingin berlatih mengamalkan apa yang telah diajarkan Baginda Nabi walaupun perlahan, walaupun sedikit, yang penting sudah diniatkan dan dimulai.
Tentang mandi misalnya, ternyata ada sunnah untuk mandi sebelum sholat Shubuh, sebaliknya ada pantangan untuk mandi 30 menit setelah sholat Ashar dan setelah Maghrib. Dan karena umumnya saya tak punya waktu pulang sebelum maghrib, kini kebiasaan baru pun dimulai, “Mandi di kantor!” Dalam sebuah referensi saya menemukan ternyata mandi setelah Maghrib dapat merusak syaraf dan paru-paru sementara mandi setelah Isya bisa merusak tulang dan jantung. Jika harus mandi malam sebaiknya dilakukan setelah pukul 12 malam.
Soal tidur, Nabi melarang tidur sebelum Isya, dimakruhkan juga tidur setelah sholat Shubuh, waktu yang sebenarnya nikmat sekali untuk melanjutkan tidur “yang tertunda”. Demikian juga tidur setelah Ashar. Pernah kan waktu kecil kita tertidur sore hari, trus bangun-bangun ribut mau berangkat sekolah karena dikira jam 6 pagi. Lama-kelamaan jika dibiasakan bukan tak mungkin ingatan kita akan terganggu.
Cara makan Nabi juga unik. Pagi hari beliau minum air sejuk dan madu, beranjak waktu dhuha Nabi makan 7 buah kurma Ajwa, sebuah riwayat bahkan menunjukkan khasiat kurma ini sebagai penangkal racun ketika Nabi diracun oleh seorang perempuan Yahudi. Salah seorang sahabat yang turut menikmati makanan yang disajikan perempuan itu akhirnya meninggal dunia, kabarnya karena tak biasa mengkonsumsi kurma.
Siang hari Nabi mulai makan lengkap, kalau kita di Indonesia mungkin bisa diadaptasi dengan makanan kombinasi karbohidrat, protein, vitamin, lugasnya makanan pokok, lauk, sayur. Untuk buah sebaiknya sebelum makan ya! Sore hari Nabi biasa makan yang lebih ringan dari porsi siang. Malamnya dengan makanan utamanya sayuran atau buah-buahan, jikalah mengkonsumsi daging, dipilih bagian yang rendah lemak yang disebut Dzir’an yaitu bagian tubuh binatang dari dengkul sampai bagian kaki. Dalam riwayat lain bersumber dari Abu Hurairah r.a, Nabi juga menyebut daging yang paling baik adalah punggung. Nabi juga menyukai cuka terutama cuka apel karena mampu mengurangi lemak darah.
Mungkin kita pernah membaca kisah Nabi yang jarang sekali makan roti yang halus mutu gandumnya, Nabi dan keluarga lebih banyak makan gandum yang tidak diayak, dan kini para ahli menyebutkan bahwa gandum kasar atau wholegrain atau juga disebut serealia utuh memiliki kandungan nutrisi yang bisa 3-4 kali lebih besar daripada tepung halus.
Nabi tidak pernah mencela makanan, jika kita baca penelitian Masaru Emoto, tentang keajaiban air, ternyata jika kita mencela air atau makanan zat-zat di dalam air akan membentuk partikel buruk yang merusak kesehatan peminumnya. Sebaliknya jika kita berikan kata-kata positif atau bahasa kita mungkin doa akan terbentuk partikel berbentuk kristal yang sangat indah, tentunya akan lebih menyehatkan. Nabi juga selalu berusaha menghadiri undangan makan walaupun dengan menu yang sangat sederhana.
Nabi menganjurkan kita makan bersama, tidak sendiri-sendiri, selain untuk menambah eratnya hubungan juga untuk menambah keberkahan. Usai makan malam, Nabi tidak lanjut tidur, beliau bercakap-cakap dulu dengan keluarga atau sahabatnya. Ini ternyata juga kebiasaan yang sangat menyehatkan, untuk memberi kesempatan lambung kita tidak bekerja terlalu berat.
Bagaimana Nabi tidur? Beliau memperhatikan tempat tidurnya, membersihkan jangan sampai ada kotoran atau binatang. Periuk masak, mangkuk yang masih terbuka segera ditutup, pintu rumah dipastikan telah terkunci, lampu dimatikan. Usai wudhu dan berdoa, beliau berangkat tidur dengan posisi miring ke sebelah kanan. Kajian kesehatan modern pun menyepakati inilah posisi tidur paling sehat, manfaatnya antara lain mengistirahatkan otak sebelah kiri, mengurangi beban jantung, mengistirahatkan lambung, meningkatkan pengosongan kandung empedu dan pankreas, meningkatkan waktu penyerapan zat gizi, merangsang buang air besar (BAB), dan mengistirahatkan kaki kiri. (greenatura.com)
Awal hari Nabi dimulai sepertiga malam terakhir. Bangun tidur, beliau duduk mengusap wajah dan melafadzkan doa bangun tidur. Nabi beranjak ke kamar mandi untuk bersiwak, menyelesaikan hajat lalu berwudhu dan atau mandi untuk lalu bersiap sholat tahajjud. Jika masih ada waktu, Nabi berbaring sejenak hingga datang azan waktu Shubuh. Di antara sunnah yang sangat beliau jaga adalah sholat sunnah fajar 2 rokaat yang biasanya dikerjakan di rumah.
Bayangkan siklus hidup yang begitu sehat ini dibiasakan terus menerus dan menjadi gaya hidup yang benar-benar menyehatkan. Itulah yang mengherankan seorang raja Romawi yang mengirimkan dokter untuk menjaga kesehatan Nabi yang akhirnya malah ‘nganggur’ karena Nabi sangat jarang sakit.
Kini kita banyak menjumpai gaya hidup yang konon disebut modern tapi sebenarnya jauh dari menyehatkan. Hang out atau rapat sampai larut malam bahkan sampai menjelang pagi. Sebuah riset menunjukkan benarnya hadits Nabi bahwa kebiasaan begadang itu tidak baik. Disebutkan bahwa setiap menjelang tengah malam, atau diperkirakan mulai pukul 10 malam, hati mulai bekerja melakukan detoksifikasi tubuh kita, dan proses ini berjalan ideal jika kita dalam kondisi tidur. Jika kita biasa tidak tidur, sama saja kita membiarkan toksin dalam tubuh kita tak sempurna dibersihkan.
Anda sering sakit kepala atau migrain? Cobalah perbanyak sujud, para ahli sains menemukan fakta bahwa pada saat sujud posisi otak lebih rendah dari jantung. Dengan bersujud maka darah akan mengalir ke ruang tersebut.
So, alasan apa lagi yang membuat kita memandang sunnah sebagai sesuatu yang jadul, nggak lifestyle, padahal ternyata ia melompat lebih cepat dari penelitian ilmiah modern. Saya sudah mengingatkan. Wallahu a’lam.